intermezo

Sabtu, 10 Januari 2015

Sebut saja nama nya Dimas......

Langit Sudah gelap ketika aku melangkah keluar kamar,di sebuah hotel yang cukup di kenal di kabupaten sambas..kulihat jam tangan..' Alamak..!! jam 00.30 tengah malam," teriak ku dalam hati..tak terasa sudah hampir 4 jam aku berkelumit di meja kerja kamar hotel dengan laptop butut yang sudah hampir 3 tahun membantu ku bekerja.
Rasa lapar yang mengusik ku dari kursi kayu,memaksa beranjak mencari sesuatu untuk menghilangkan rasa lapar yang selalu melanda ketika malam hari.

"Tak mungkin ada yang buka lagi ni, rumah makan kalau dah malam gini.." . Sekitar 10 Meter dari hotel,ternyata masih ada sebuah tempat makan yang sangat familiar di kota ini, yang berasal dari sebuah kabupaten  di pulau jawa dengan gerobak yang selalu di buka ketika sore hari sampai dengan larut malam. dengan hanya dengan 2 menu pilihan 
Lele atau ayam yang di hidangkan sederhana denga di goreng dan sambal yang khas tempat makan ini. "Tak ape lah dari pade tada' ", Ucapku dalam hati.

 Dada Ya mas, satu di bungkus..!! . pinta ku kepada si penjual, dan mulai menggoreng apa yang aku pesan,Sembari menunggu mata ku liar memandang setiap sudut tempat ini untuk menghilangkan rasa bosan menunggu.dan pandangan ku tertuju pada seseorang anak kecil yang membantu mempersiapkan Garnice untuk hidangan yang aku pesan,dan menarik perhatian ku.Bocah yang mungkin baru berusia sekitar 10 tahun dengan cekatan maempersiapkan semuanya sesekali bertanya dengan sang Chef dengn menggunakan bahasa jawa yang kental.

Sambil menunggu pesanan aku bertanya,dengan bahasa yang ringan dengan bocah tersebut, kenapa masih bekerja padahal hari sudah malam, " Besok ngga sekolah,ya dek " tanya ku. dengan wajah senyum dan malu dia menjawab degan jawaban yang singkat dan menghentak ku. " bantu mas e ,kasian ora ono sing bantu " jawab nya. Singkat padat jelas dan mengena. Bocah ingusan yang mengerti akan susah nya hidup dan mengerti akan arti hidup,dia tidak peduli dengan masa bermain yang ia korbankan,tidak mementingkan urusan pribadi,justru memikirkan kepentingan orang  lain.
disatu sisi mungkin beberapa anak seumuran nya masaih sibuk dengan gadget dan meletakan tangan kebawah meminta sesuatu dengan orang tua nya. dia tidak peduli degan semua itu.

" Besok ngga ngantuk kalau belajar dikelas besok " tanya ku lagi. dengan penasaran. sambil memasukkan semua yang aku pesan kedalam kantong plastik " ngga mas,uda biasa " jawab nya.
aku tersenyum dan pergi setelah membayar dan mengucapkan terima kasih. aku berjalan sambil membayangkan waktu aku masih seumuran bocah tersebut,tak banyak yang aku perbuat yang bermanfaatuntuk orang lain.hanya bemain dan bermain tak pernah peduli akan susah nya orang tua mencari uang untuk menghidupi keluarga.

Terkadang kita tidak dapat bersyukur dengan apa yang telah di berikan oleh orang tua kita,terkadang kita peduli apa yang dikatakan oleh orang tua kita dalam memaknai hidup dengan menghargai apa yang kita dapat atau yang di berikan.padahal mungkin mereka mendapatkan itu dengan susah payah hanya ingin membuat kita senang dengan hanya melihat senyum kita.pengorbanan orang tua mungkin tak mungkin dapat kita balas dengan harta atau materi, hanya dengan melihat kita sukses dan membuat mereka tersenyum bangga sudah cukup bagi mereka bahagia.

Mengutip perkataan seseorang yang saya lupa nama nya " 3 orang anak belum tentu dapat merawat 1 orang tua tapi 1 orang tua dapat merawat 3 anak " . 
" jangan tunggu mampu untuk membahagiakan Mereka,Tapi harus mampu membahagiakan mereka selalu "